Eksotika tari bedhaya ketawang



Sobat,,, mungkin nama tarian ini agak terlalu asing di telinga sobat  ya ..?
 nggak tau kenapa, aku ngefanss banget ama tarian ini, tari bedhaya ketawang ini menyimpan banyak cerita yang cukup menarik. Tari ini merupakan salah satu jenis tari klasik yang disakralkan dan hanya digelar setahun sekali, yaitu saat penobatan raja.
Tidak sembarang orang bisa mempelajari tarian ini, hanya seorang gadis yang masih suci sajalah yang diperkenankan mempelajari tari ini. Tidak hanya itu, latihan tari ini hanya diperbolehkan pada hari selasa kliwon saja. Dan saat menari harus benar-benar suci. Jadi yang lagi haid juga nggak boleh, makanya harus ada cadangan.
Konon didalam tari ini  sang Ratu Kidul ikut menari sebagai tanda penghormatan kepada raja-raja penerus dinasti Mataram. Ragam tari ini  diciptakan oleh pengramu keraton dan  bukan asal buat, melainkan dipadu dengan masukan kalangan lelembut yang punya hubungan baik dengan keluarga keraton, Sehingga ada muatan gaib dan mistis.
Awalnya  tari Bedhaya Ketawang hanya diperagakan tujuh wanita saja. Dalam perkembangan selanjutnya, kaerana tari ini dianggap sebuah tarian khusus dan dipercaya sebagai tari yang amat sakral kemudian diperagakan oleh sembilan orang. Berbeda dengan tarian lainnya, Bedhaya Ketawang ini semula diperagakan khusus oleh abdi dalem Bedhaya Keraton Surakarta Hadiningrat. Iramanya pun terdengar lebih luruh (halus) dibanding tari lainnya semisal Srimpi, dan dalam penyajiannya tanpa disertai keplok-alok (tepuk tangan dan perkataan). Dikatakan tari Bedhaya karena tari ini menyesuaikan dengan gendinnya, sepertiBedhaya Gending Ketawang Ageng(Karya Panembahan Senapati) Bedhaya Gending Tejanata dan Sinom( karya PB IX) Bedhaya Pangkur (karya PB VIII), Miyanggong(karya PB IV),Duradasih (karya PB V), dan lainnya.
Salah satu sumber menyebutkan bahwa tari ini diciptakan oleh Panembahan Senopati-Raja Mataram pertama sewaktu bersemadi di Pantai Selatan. Ceritanya, dalam semadinya Panembahan Senapati bertemu dengan Kanjeng Ratu Kencanasari (Ratu Kidul) yang sedang menari. Selanjutnya, Penguasa laut Selatan ini mengajarkannya pada penguasa Mataram ini.

menurut SinuhunPaku Buwono X, tari ini menggambarkan lambang  kasihnya cinta Kanjeng Ratu Kidul pada Panembahan Senopati, segala gerak melambangkan bujuk rayu dan cumbu birahi, walaupun dapat dielakkan Sinuhun, Kanjeng Ratu Kidul tetap memohon agar Sinihun ikut bersamanya menetap didasar samudera dan bersinggasana diSakadhomas Bale Kencana (Singgasana yang dititipkan oleh Prabu Rama Wijaya didasar lautan) dan terjadilah perjanjian/Sumpah Sakral antara Ratu Kanjeng Kidul dan Raja Pertama tanah Jawa, yang tidak dapat dilanngar oleh raja-raja Jawa yang turun temurun atau raja-raja penerus.
Konon saat tari tersebut disajikan, Kanjeng Ratu Kidul ikut menari dengan busana pengantin putri basahan dan sangat cantik. Tapi hanya orang tertentu yang bisa melihatnya.  Selain itu bedhaya Ketawang juga simbol kesuburan. Hal itu terlihat pada kostum dodot kampuh ageng warna hijau yang merupakan warna favorit Kanjeng Ratu Kidul dengan motif alas-alasan.

Mungkin itu saja ya, ulasan tentang tari bedhaya ketawang, semoga bermanfaat..!
Jangan bosan mampir ke blog kami ya..


Penulis : Unknown ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel Eksotika tari bedhaya ketawang ini dipublish oleh Unknown pada hari Kamis, 17 April 2014. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan Eksotika tari bedhaya ketawang
 

0 komentar:

Posting Komentar